Bandung, jurnalpolisinasional.com – Kampung Cibarani merupakan salah satu ruang publik yang terletak di kawasan Jl. Babakan Siliwangi Kota Bandung, Kampung yang di bangun dengan konsep ruang terbuka ini dapat diakses oleh masyarakat.
Setelah diresmikan oleh Pj. Wali Kota Bandung 2018 lalu yang pada saat itu menjabat Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S. T., U D kawasan Kampung Cibarani ini menjadi salah satu obyek wisata ruang terbuka yang nyaman untuk di kunjungi sebagai wisata edukasi.
Khawatir akan kevakuman Kp. Cibarani setelah dilanda pandemi Covid- 19, Ergar Anugrah (36) bersama komunitas-komunitas kreatif lainnya pada hari ini melaksanakan kegiatan yang selaras sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai, Sabtu (8/6/24).
Giat pelaksanaan pada saat ini difokuskan di dua cek point hulu- hilir diantaranya, yang pertama ada di area wilayah Serlok bantaran sungai Cikapundung selanjutnya di kawasan bawah Pasaga Unpar kegiatan ini yang nantinya akan di bagi dua kelompok besar.
Ergar Anugrah (36) menyampaikan, ” Kami bersama komunitas-komunitas lainnya yang tergabung pada saat ini Alhamdulillah animo para anggota komunitas pada saat ini cukup antusias bisa kita liat banyaknya yang ikut serta sekalipun kami terhimpun dalam komunitas independen best community di bantu juga dengan teman-teman dari mahasiswa-mahasiswi perguruan tinggi dari TELKOM, UNPAD dan ITB mereka semua untuk bersih-bersih, namun bukan cuma bersih-bersih saja. Karena kalau bersih-bersih saja lima menit saja sampah datang lagi.
Mangkanya yang kita lakukan adalah saling terhubung dengan komunitas lain. Ada yang kita sebut sebagai ‘River talk – Talk show.’ Saling menghimpun kolaborasi di kegiatan rutin yang mana kita satukan sejak tahun 2021 lalu.”
Dalam kegiatan ini nantinya sampah-sampah yang kita ambil, kita audit kita cari tau jenis sampahnya. Sampah apa? dan bagaimana pengolahannya? sudah pasti apa yang dilaksanakan hari ini tidak akan dikirim ke TPS – TPU tapi akan dikelola kemudian sampahnya jadi sudah nol ( 0 ).
Ergar kembali menuturkan dalam ajakannya. ” Mungkin karena pergerakan ini tidak akan selesai sama kita sendiri apalagi sampah yang di sungai perlu pemerhati kita semua sebagai SDM sosial perlu kolaboratif antara masyarakat umumnya dan dukungan stakeholder terkait. Mari kita jaga lingkungan sekitar.” Imbuhnya setelah dijumpai awak media JPN. (Red. Priatna )